Skip to main content

All iz Well, Yeaay!

Anak-anak...

Bunda super duper happy hari ini!

Nenek (art) kembali itu rasanya kaya dikasih berlian. Hahaha bohongnya ketauan banget deh, kan Bunda belum pernah punya berlian. Ya gitu lah, saking bahagianya. Semua kerusuhan rumah yang tertinggal sejak beliau gak masuk sepekan kemarin, sirnaaa... Bunda bisa lebih fokus sama kalian, terutama saat lagi ngASI Nailah, ga perlu lah lari ke kamar mandi untuk nyebokin Bilal, atau pakai kerudung karena ada yg ngetok pintu.

Yes, bahagia untuk emak-emak macam Bunda itu sederhana.

Meski ya kebahagiaan kurang sempurna karena sakit kepala akibat kurang tidur semalam. It's ok. Nothing's perfect right? Terbayar oleh tidur siang, mayan lah 3/4 jam. Mewah itu kalo buat busui dg 3 anak mah.

Apa lagi? Ayam goreng hari ini rasanya enak banget deh. Apa pasal? Tinggal comot dan gak perlu cuci piring. Dimana saat cuci piring tiba-tiba ngejerit karena ada kucing masuk rumah karena kalian para bujang lupa nutup pintu pas pergi ke mushala. Oh please...

Lantai kinclong, gunungan pakaian sudah disetrika yang rapi dan wangi daan surprise... Per hari ini Bilal sudah mau disuapi oleh nenek, di hari kerjanya yang belum genap sebulan. Oh lalalaa, sungguh meringankan sehingga gak perlu lagi ada acara nyuapin sambil ngASI.

I love this day very much! All iz well...

Terimakasih atas kerjasamanya, yaa meski masih ada kericuhan di sana sini. It's okay, menandakan kalian masih 'normal'. Mungkin suasana rumah ini bakalan kaya toko penjual robot kalo kalian jadi anak super manis yang duduk anteng tanpa berantem atau rebutan apapun, hahaha...

Laffyuu Gaza Bilal...
Besok sekolah ya, Bang Gaza. Udah dua hari, kan kamu udah gak demam. Tinggal pileknya. Gak papa lah kayanya itu mah insyaaAllah.

Bilal, kamu mau sekolah gak?
Hmm ga usah dulu deh, mending masuk taekwondo dulu supaya bisa mengikis galaknya dikit, okey? Ah enggak kok, gak galak, cuman rada judes dikit. Itu aja hehe!

Ah bahagiaa, semoga besok lebih baik.

Aamiin :)

Comments

Popular posts from this blog

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu