Skip to main content

Setelah Libur Panjang

Allaahu Akbar... Libur tlah usai. Kini tiba waktunya Bunda kembali 'bersekolah'.

Menjawab pertanyaan Bilal, kenapa Bunda gak pernah solat selama ini (lama banget 40 hari), per hari ini Alhamdulillah Bunda sudah bisa solat lagi, ngaji lagi dan bolak-balik wudhu lagi.

Sejuuuk rasanya, anak-anak...
Bisa kembali menutup badan dengan mukena setelah libur panjang. MasyaaAllah. Betapa menyenangkannya bisa kembali berdoa memohon segalanya pada Sang Maha Mendengar dan Mengabulkan.

Dan yang lucu, pas berdiri. Ada yang hilang!
Apa ya, awal2 sholat, Bunda gak ngeh, tapi kepikiran. Oh yayaa.. ternyata perut gendut yang selama berbulan-bulan jadi tempat nyandar tangan, udah ga ada. Hahaha! Jadi kembali harus konsentrasi tinggi supaya tangannya gak merosot. Biasanya kan berasa ada gantungan gitu (dih lo kate...)

Trus anak-anak, maafkan yaa tadi kalian oada telat mandi sorenya. Bunda sudah kembali meng-ODOJ. Nah berhubung mulainya aja abis ashar, jd ya otomatis kelarnya udah sore banget. Eh itu juga belum kelar sih, karena surprise... Ayah pulang cepat! Setengah lima udah di rumah, tanpa pemberitahuan sebelumnya pula.

Ditanya kenapa pulang cepet, eh malah jawab gini,
Surprise donk, emang ga boleh?

Diih ayah kalian mah emang gitu, minta dijitak. Ya seneng lah pulang cepet, ada yg bisa dimintain tolong nyuapin, mandiin dan nemenin kalian supaya perhatiannya bisa teralihkan dari ngisengin Nailah.

Ah betapa hari ini luar biasa untuk Bunda. Bertemu kembali dengan-Nya setelah 40 hari masa pemulihan, memberikan energi baru yang MasyaaAllah begitu besar. Rasanya Bunda sanggup menghadapi apa saja, karena Dia begitu dekat dan akan bersedia menolong kapanpun, sungguh Bunda yakin itu.

Btw, terimakasih untuk kalian semua yang sudah sangat memaklumi masa-masa pemulihan kemarin-kemarin ya. Thank you abang Gaza yang setia bolak balik memastikan stok minum di kanar selalu cukup. Thank you Bilal yabg juga sangat shalih mau bantu simpan popok dan bedong kotor di ember dapur. Thank you ayah yang tanpamu entah apa jadinya aku...

40 hari cukup bagi tubuh Bunda untuk memulihkan diri sehingga siap untuk kembali beraktivitas normal.

So, are you ready kids? Kita sepertinya sudah bisa lari-lari lagi. Kalian ngejar kucing, Bunda sebaliknya--menghindar dari kucing. Ya asal bukan dari masa lalu kan gak papa ya... #eh
Kita bisa ngemall lagi (yg ini tunggu gajian, hehe!) Dan kita bisa melakukan banyak hal yang absen selama beberapa Minggu atau bulan belakangan tak sanggup Bunda jalani.

Let's rock da world anymore. Together we can (ini kaya tagline produk apa gitu ya?)

Ailafyu as always,
Bunda

Comments

Popular posts from this blog

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap...

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu...

Ngobrol bareng Maba Psikologi Gunadarma

Berasa muda belia lagi gak sih ketemu para maba kinyis-kinyis begini? Hahaha, syukur keburu sadar, kalo saya mungkin banget seumuran mama-mama mereka. Ini smua dimulai dari wa Mba Prihatiningsih Mb 1-2 pekan yang lalu. Katanya puteri beliau sama teman-temannya dapet tugas kuliah, nyari narsum untuk diwawancarai. Syaratnya, lulusan Psikologi yang sekarang berkecimpung di bidang tersebut. "Mba Pritha, berkenan ya jadi narsum dan berbagi pengalaman sama mereka?" Hmm, bukan perkara berkenan atau nggak, tapi layak gak sih? Itu poinnya. Iya saya Certified untuk parenting khususnya ranah Pendidikan Aqil Baligh, Remagogi dan Fitrah Based Life-Education. Pernah nulis satu buku parenting, beberapa kali juga diminta jadi pembicara seputar topik tersebut. Cuma maksudnya kan masih banyak gitu lho mereka yang memang Psikolog, HRD dan profesi lainnya yang Psikologi banget plus pastinya magister. Tapi karena dibilang untuk sekadar cerita kenapa dulu ambil Psikologi, impact-nya un...