Dulu saya agak nggak percaya kalau ada orang yang bilang, ke tanah suci itu yang penting niat! Yakali niat doang? Kan harus bayar. Bukan cuma ongkosnya, tapi segala rupa printilannya mulai dari paspor, visa, vaksin dll. Sampai ketemu beberapa temen yang (mohon maaf) saya tau kondisi keuangannya. Mereka bukan orang berlebih. Adakalanya gaji habis sebelum waktunya. Ya kaya kebanyakan kita aja. Kita? Kamu kali, Prith? Oiya, saya ding. Intinya ya gitu lah, paham kan ya? Yang pertama temen saya cerita, dia dipanggil sama atasannya di kantor. Ditanya paspor ready apa nggak? Dia ngangguk aja, dipikir bakal ada penugasan ke luar negeri. Nggak taunya, "Tanggal sekian harusnya saya umroh tapi karena satu dan lain hal, saya nggak bisa pergi di waktu itu. Nggak tau uangnya bisa balik atau nggak, tapi daripada saya ribet, tiketnya buat kamu aja." Teman saya pun mematung di ruang sang atasan. Saking nggak tau mau bilang apa. Baginya, jutaan kata makasih juga rasanya nggak bakal