Mau anak-anak bilang galak, saya tuh seringkali nangisan kalau ada hal yang kena ke hati. Apa aja, terutama kalau terkait orang-orang terdekat.
Saat kemarin si nomor dua nanya, apakah dia akan ikut berangkat ke tanah suci di awal tahun? Saya cuma bisa memeluknya dan bilang, "Jadi anak shalih, minta sama Allah. Maka peluang doa dikabulkannya akan lebih besar."
"Bilal shalih, tiap hari murojaah, tilawah, ziyadah ..." Segala amalnya dia sebutkan.
"Masya Allah Tabarakallah, semoga Allah kabulkan doa Aa ya?"
"Tapi Bun ..." Ia berhenti sejenak.
"Apa?"
"Apa mungkin Allah belum kabulkan doa Bilal, karena semua amal Bilal seringnya buat ngisi buku laporan ke sekolah ya?"
"Maksud Aa?"
"Kan kata Bunda harus ikhlas karena Allah. Iya Bilal juga ikhlas. Tapi kadang-kadang yang penting bisa ngisi buku laporan."
Jleb!
Saya diam.
"Bunda marah?"
"Enggak. Lain kali bismillah karena Allah ya."
Anak itu mengangguk.
Saya diam, sungguh bukan karena marah. Tapi kejujurannya menghentak jiwa. Betapa adakalanya diri ini pun beribadah karena merasa bahwa itu wajib, bukan karena merasa bahwa saya membutuhkan pertolongan Allah.
Bedanya, saya suka gengsi untuk mengakui itu.
Astaghfirullahaladzim ...
Lillah!
Hingga kelak ikhlas dengan segala ketetapan Allah.
Jazakillah khayr Teh Irma Irawati atas lukisan cantiknya. Katanya ini dibuat untuk menyemangati saya yg sedang ikhtiar agar bisa membawa seluruh keluarga ke tanah suci Januari nanti.
Masya Allah Tabarakallah ...
Pengingat agar hati ini senantiasa penuh harap dan ikhlas karena Allah.
Comments
Post a Comment