"Kenapa Bunda ngajak Gaza, gak yang lain?"
"Karena kemarin pas ke travel, Gaza ditinggal."
"Eh iya lama banget, Gaza pulang sekolah, udah selesai makan, udah tidur siang, bangun lagi, Bunda belum pulang juga."
"Macet parah, makanya pas pulang Bunda pusing."
"Syukur Gaza gak ikut."
"Nah ada hikmahnya, kan? Selain itu, Bunda ngajak Gaza karena ..."
"Kaya gak enak ujungnya?"
"Biar ada yang bawain belanjaan."
"Tuh kan Gaza bilang juga apa! Pantesan Gaza boleh milih mau sarapan apa aja, mau disuruh manggul."
Few moments later ...
"Gazaa, jangan gitu bawa telornya. Bisa pecah semuaa!" Saya jerit pas dia bawa telor diayun-ayun.
"Kek gimana yang bener?"
"Perlakukan seperti anak sendiri."
"Hah? Diomelin?"
🙄
Pas lewat lapangan ...
"Kita jalan di jogging track-nya yuk? Yang duluan ngeluh cape, bayar."
"Berapa?"
"Sepuluh ribu."
"Hayuk, tiap hari? Siap Gaza, pulang sekolah yaa. Mayan tambahan uang jajan, sepuluh rebu kali riga puluh, hmm ... tiga ratus rebu."
"Emang yakin menang?"
"Yakiin!"
Jelang sampe, mampir beli buah. Anak itu duduk di pinggir jalan.
"Lemes amat?"
"Kekenyangan ketoprak sama cilok."
"Yuk, lomba jalan sekarang?"
"Ih curaaang jangan sekaraaang!"
😄 "Katanya yakin menang!"
Begitulah jalan bareng ABG pagi-pagi. Seru! Masya Allah Tabarakallah...
Oya pas beli cilok tadi, kata Gaza mamangnya baca buku kaya punya Bunda. Saya penasaran dong, buku apa? Ternyata 'Api Tauhid'-nya Kang Abik. Masya Allah, keren!
Comments
Post a Comment