Skip to main content

Halal!




Kami pesan makanan di app. Sempat liat saat masih di gerai. Lalu liat lagi, udah jalan.

Mikirnya, bentar lagi sampai nih, krn mmg dekat, gak sampai 10 menit lah.

Sampai 15 menit belum sampai, kami cek app. Mungkin abangnya bukan orang sini, nyari2 alamat.

Kaget, dinyatakan udah diterima. Gak ada foto penerima. Pdhl biasanya anak2 saya difoto kalo terima makanan.

Saya auto complain ke cust service. Menyatakan bahwa makanan belum kami terima, tapi sudah closed.

Lagi gitu ada tukang sate padang lewat. Kami memutuskan beli, ya kan laper banget.

Saat makan bareng, si sulung cerita, "Bunda, di youtube pernah lho ada kasus gini, taunya Abangnya bawa pulang makanannya karena keluarganya laper."

Glek, itu sate padang mendadak hambar.

"Tapi ... kenapa gak bilang? Bunda nggak pelit kasih tip, lho."

"Yakali bilang? Malu lah Bun. Atau bisa jadi, dia salah rumah. Nah yang nerimanya itu, di rumahnya gak ada makanan. Dan dia berpikir, wah alhamdulillah nih, ada rezeki. Udah lunas juga ya kan?"

Saya diam sesaat, lalu bergegas menuju kamar.

Complain saya batalkan.

Halal, entah makanan itu dimakan oleh driver atau siapapun yang menerima.

Semoga Allah ampuni pelitnya saya tadi 😔

❤❤❤
Per barusan sudah bisa kasih bintang dan tips utk driver. Pdhl pas complain td gak bisa, ditutup sementara. Mungkin skrg complain-nya sudah dibatalkan ya? Alhamdulillah ...
❤️❤️❤️

#Latepost 12 Desember

Comments

Popular posts from this blog

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu