Teman-teman, nyadar nggak sih, sekarang makin banyak pemulung ibu2?
Kadang bawa anak2 berbagai usia.
Saya yakin, nggak ada org yg sungguh-sungguh bercita-cita jadi pemulung, ngorek2 sampah di tengah panas terik.
Semua untuk mencukupi kebutuhan hidup yang kian meroket tak lagi terjangkau.
Yuk lebih peka. Jika ada kelebihan rezeki, mari berbagi.
Nggak harus uang. Barang rongsok atau kardus, bisa dikasih. Di tangan mereka, itu bisa jadi uang.
Yang punya baju layak pakai atau jilbab, bisa juga dikasih.
Punya sedikit makanan atau sekadar biskuit sama sebotol air mineral juga boleh.
Anak saya pernah kasih air minum sama roti sepulang sekolah, sampai sekarang dia ingat dan selalu pengen ngulang, karena ngeliat pemulung dikasih itu aja kaya dapet berlian katanya.
"Nyenengin orang itu, dapet pahala kan, Bun? Meskipun nggak mahal?" tanya dia kala itu.
"Apa yang buat kita nggak mahal, buat mereka bisa jadi berarti banget."
Kadang saya ngeliat anak-anak bujang suka diem di samping pemulung, kaya ngobrol gitu, akrab. Terutama kalau pemulungnya pemuda usia sekolah.
Kalau si sulung biasanya nanya kelas berapa, rumahnya di mana dan semacamnya. Sementara si nomor dua, katanya suka mendengarkan doa yang mereka panjatkan lalu mengaminkan.
Apa saja, tidak apa-apa. Selama sekiranya tidak menyinggung perasaan orang lain.
Semoga Allah lindungi mereka, para orang hebat yang memilih memulung ketimbang meminta-minta.
Semoga Allah cukupkan rezeki kita, bahkan lebihkan, agar kita mampu jadi perantara rezeki Allah buat mereka.
Tapi sih, semoga kedepannya ekonomi kita sungguh-sungguh meroket, supaya nggak ada lagi matapencaharian pemulung di negeri ini. Di dunia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR. Tirmidzi)
Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷
Comments
Post a Comment