Diawali dari Konflik Rumahtangga Apa yang Anda bayangkan, jika seorang ibu dengan mengalami konflik dalam rumahtangganya, hingga berakibat ia harus berpisah sementara dengan suaminya? Sedih, perih, terluka dan bingung tentunya. Apalagi jika sang ibu tak memiliki pekerjaan dengan gaji tetap atau bisnis yang sustainable, sehingga minimal masih bisa menghidupi anak-anaknya di saat sulit. Sebagian besar ibu, saya pikir, akan mengeluarkan daya upaya terbaik yang dimiliki, demi keberlangsungan hidup diri dan anak-anaknya. Apa saja, asal mampu. Tak masalah berpeluh. Tak mengapa dipandang sebelah mata, yang penting halal, bukankah demikian fitrahnya? Begitu pula yang dilakukan oleh Septanti, perempuan yang kala itu berusia 31 tahun dengan 3 anak. Rumahtangganya sedang bermasalah. Sempat pulang kampung selama 5 hari ke rumah orangtuanya di Tasik, namun ia merasa tak baik terus bersembunyi dari masalah. Harus dihadapi dengan mandiri. Bukankah Allah tak kan memberi ujian melampaui kem