Nemu quote menarik di IG
"When a Clown moves into a palace, he doesn't become #King. The palace becomes a #Circus."
Sebagai ibu, ini menginspirasi untuk gimana caranya kita mendidik dan mengasuh anak agar tidak jadi #Clown not only literally 🤡 but also people with clown's character.
Kaya gimana sih karakter badut?
Pakai kostum warna-warni, didandanin macam-macam, beratraksi segala rupa mulai dari memutar bola, bersepeda roda satu, pantomim sampai jumpalitan.
Apapun itu, tujuannya untuk menyenangkan orang dan mendapatkan bayaran atas hal tersebut.
Dosa?
Entahlah, yang jelas dalam Islam, sejauh yang saya ingat dan pahami, Allah menciptakan manusia fitrahnya untuk beribadah, jangan kebanyakan main. Kelak akhirat menunggu, bekal yang dibutuhkan adalah amal shalih, bukan permainan.
Jadi raihlah kesenangan dan kebahagiaan hakiki, yang source-nya itu bukan permainan, bukan hal yang banyak membuat kita tertawa. Melainkan sesuatu yang membuat kita lebih banyak merenung dan berbuat kebaikan. Baik untuk diri sendiri maupun masyarakat.
Jelas, itu tidak bisa dihasilkan dari karakter clown/badut, yang senantiasa tertawa dan membuat orang lain tertawa.
Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani]
Kembali pada quote di atas, jangan jadikan seluruh negeri rusak, karena badut yang masuk ke istana. Dan berjuanglah, agar jangan sampai badut itu anak cucu kita.
Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷
Comments
Post a Comment