Skip to main content

Transformasi STT Telkom Sampai Tel-U, Membersamai Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia

Transformasi STT Telkom Sampai Tel-U, Membersamai Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia


Pada awal era 90-an, dunia telekomunikasi masih didominasi oleh telepon kabel, baik di rumah maupun perkantoran. Telepon manual dengan fitur minim, asal bisa dipakai untuk menghubungi orang lain melalui sambungan suara.

Perlahan perubahan terjadi, kemajuan teknologi merambah ranah telekomunikasi. Telepon kabel mulai digantikan dengan teknologi nirkabel atau ponsel. Transformasi ponsel juga bergerak dengan cepat. Dari ponsel berdering monophonic hingga kini smartphone yang bisa menjadi digital assistant bagi penggunanya.


Adalah STT Telkom, pionir sekolah tinggi di tanah air, yang mengajarkan ilmu tentang teknologi komunikasi dan ikut bertransformasi dengan perkembangan zaman terus berinovasi di bidang ini. 

Jika ditanya pada mahasiswa saat ini, mungkin tak banyak yang tahu mengenai STT Telkom, karena kini sudah berdiri megah dengan nama Tel-U atau Telkom University. Universitas yang berdiri pada tahun 1990 ini diprakarsai oleh PT Telkom yang saat itu dipimpin oleh Direktur Utama Ir. Cacuk Sudarijanto. Tujuh belas tahun kemudian, pada tahun 2007 berubah menjadi Institut Teknologi Telkom.

Bukan hanya Sekolah Tinggi Teknologi atau Institut Teknologi perguruan tinggi yang berada di bawah naungan PT. Telkom. Ada beberapa perguruan tinggi lain di bawah Telkom yang berdiri di rentang tahun 1990 hingga 2010, diantaranya STMB yang kemudian menjadi IM Telkom (Institut Manajemen Telkom), Politeknik Telkom, dan STISI Telkom.

Transformasi besar terjadi pada tahun 2013. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013, empat perguruan tinggi di bawah Yayasan Pendidikan Telkom resmi digabungkan menjadi Universitas Telkom.

Kebutuhan yang tinggi akan pakar dan tenaga kerja di bidang teknologi telekomunikasi, membuat Telkom terus berinovasi. Pada Juni tahun 2022 yang lalu, Yayasan Pendidikan Telkom memulai pencanangan program TUNC (Telkom University National Campus). Melalui TUNC ini diharapkan akan bisa menghadirkan kualitas layanan pendidikan tinggi yang ada di Telkom University untuk bisa hadir di berbagai wilayah di Indonesia.


Program TUNC telah berhasil menggabungkan Institut Teknologi Telkom Jakarta menjadi Telkom University Campus Jakarta pada Januari 2023. Selanjutnya Telkom University juga akan segera hadir di Kota Surabaya. Hal ini ditandai dengan adanya kick off penggabungan Institut Teknologi Telkom Surabaya kedalam Telkom University Campus Surabaya yang dilangsungkan pada Maret 2023 lalu.

Terus bertumbuh dan berkembang. Jika mengacu pada prinsip ekonomi, tentu ada kesesuaian antara demand and supply. Permintaan akan sarana dan prasarana pendidikan tinggi khususnya di bidang teknologi komunikasi saat ini memang sungguh menarik dan potensial. Perusahaan telekomunikasi yang terus bertambah baik operator maupun vendor, akan terus membutuhkan tenaga ahli dan karyawan untuk berkembang. 

Perkembangan di bidang teknologi telekomunikasi ini terhitung cepat. Dari yang awalnya hanya bisa bertukar data suara, teks, lalu video. Perlahan masyarakat pun mengenal istilah mulai dari 1G sampai kini terbaru 5G. Istilah ini mengacu pada perkembangan teknologi telekomunikasi sepanjang waktu.

A. Teknologi Generasi kesatu (1G)
Dimulai dengan teknologi generasi kesatu atau kita kenal dengan sebutan 1G. Ciri dari teknologi generasi ke satu (1G) ini adalah :
1. Kecepatan terbatas hanya sampai 2,4kbps
2. Hanya untuk telepon berbasis suara dalam satu negara
3. Menggunakan sinyal analog
4. Telepon nirkabel berukuran besar dan berat (sampai 500gram)

B. Teknologi Generasi kedua (2G)
Pada akhir tahun 90an muncul teknologi jaringan nirkabel digital. Teknologi generasi ke-dua ini kita mengenal istilah D-AMPS, GSM/GPRS, dan cdmaOne. Teknologi 2G ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kecepatan terbatas hanya sampai 64kbps
2. Merupakan standar pertama teknologi telepon nirkabel digital
3. Kapasitas dan jangkauan layanan diperluas (selain suara pengguna juga dapat mengirimkan sms, MMS, dan pesan bergambar)
4. Telepon nirkabel yang digunakan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan generasi 1G.

C. Teknologi Generasi kedua koma lima (2.5G)
Teknologi ini merupakan teknologi telepon nirkabel diantara 2G dan 3G. Terkadang teknologi 2.5G ini digambarkan sebagai teknologi 2G yang dikombinasi dengan GPRS. Pada teknologi 2.5G ini, pengguna layanan telepon nirkabel sudah dapat melakukan hal-hal seperti berikut :
1. Telepon berbasis suara
2. Mengirim dan menerima email
3. Browsing
4. Kecepatan internet hingga 144kbps.
5. Telepon nirkabel sudah memiliki kamera

Dengan teknologi 2.5 butuh sekitar 6-9 menit untuk mengunduh sebuah berkas mp3 dari internet.

D. Teknologi Generasi ketiga (3G)
Teknologi nirkabel generasi ketiga ini diperkenalkan pada tahun 2000, dimana telepon nirkabel yang dipergunakan dikenal dengan istilah Smart Phones. Kecepatan yang dapat dinikmati oleh pelanggan pada teknologi 3G ini hingga 2Mbps. Karakteristik teknologi 3G sudah dapat melakukan hal-hal seperti berikut :
1. Menyediakan layanan komunikasi yang lebih cepat
2. Mengirim dan menerima email dengan ukuran yang lebih besar.
3. Dapat melakukan streaming video maupun musik
4. Dapat memainkan permainan 3 dimensi

Dengan teknologi ini, berkas mp3 hanya dalam hitungan detik (11 detik hingga 1.5 menit)

E. Teknologi Generasi keempat (4G)
Teknologi 4G dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, dengan kecepatan data yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Salah satu istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan teknologi 4G ini adalah MAGIC, yaitu :

• Mobile Multimedia
• Anytime Anywhere
• Global mobility support
• Integrated Wireless Solution
• Customized Personal Services

Teknologi 4G ini juga dikenal dengan istilah Mobile Broadband Everywhere karena memungkinkan pengguna untuk menikmati akses internet dengan kecepatan tinggi dimana saja. 


Kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi dengan biaya yang semakin rendah (dilihat dari perbandingan biaya telepon analog dengan digital), memberikan manfaat yang sungguh besar untuk masyarakat. Dengan koneksi internet yang cepat, akan mengiringi kemajuan di berbagai sektor kehidupan, sebagai sarana konektivitas dan komunikasi; akses informasi, pengetahuan, dan edukasi; alamat dan pemetaan; kemudahan bisnis; serta hiburan.

Telkom University, dengan beberapa transformasinya, selalu berupaya memenuhi kebutuhan itu. Untuk Tel-U di Bandung, kini menyediakan 7 Fakultas, yaitu :
1. Fakultas Teknik Elektro (FTE)
2. Fakultas Rekayasa Industri (FRI)
3. Fakultas Informatika (FIF)
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
5. Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB)
6. Fakultas Industri Kreatif (FIK)
7. Fakultas Ilmu Terapan (FIT)


Ketujuh fakultas ini terbagi ke dalam 30 prodi yaitu Akuntansi, Teknik Industri, Informatika, Rekayasa Perangkat Lunak, ilmu Komunikasi, Creative Art, Electrical Energy Engineering, Teknik Biomedis, Hospitality and Culinary Art, Sistem Informasi, Cyber Security, Manajemen, Teknologi Informasi, Digital Supply Chain, Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro, Smart Science and Technology, Teknik Komputer, Data Sains, Leisure Management, Administrasi Bisnis, Digital Public Relations, Digital Content Broadcasting, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk dan Inovasi, Desain Interior, Kriya (Fashion and Textile Design), Digital Accounting, Digital Marketing dan Digital Creative Multimedia.

Ada jenjang studi mulai dari D3/Sarjana, International Class, Magister dan Doktoral.

Selaras dengan yang disampaikan sebelumnya bahwa kemajuan di bidang Teknologi Telekomunikasi berdampak pada seluruh aspek kehidupan, inilah yang melatarbelakangi Telkom University menyediakan Program Studi di luar teknologi telekomunikasi. Untuk memberikan pendidikan holistik yang padu pada masing-masing jurusan.

Two thumbs up!

Saya jadi teringat sekitar satu dekade lalu, saat diundang untuk menjadi dosen tamu dalam kuliah umum bidang kepenulisan pada mahasiswa baru di Institut Teknologi Telkom. Saat itu di gedungnya yang meski belum seluas sekarang tapi cukup teduh, mengajar terasa sangat menyenangkan. Apalagi setelah itu bisa beribadah di Masjid Syamsul 'Ulum. Masjid berlantai lantai kayu yang sudah  berdiri sejak kampus ini bernama STT Telkom ini sungguh menyejukkan bagi setiap jamaah.


Ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!

Referensi : TEL-U

Comments

Popular posts from this blog

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu