Gak perlu jadi penulis yang bisa menyampaikan narasi menggugah tentang 🇵🇸. Kita bisa kok nulis apa saja di akun sirewel. Buktinya mereka udah banyak yang ngamuk karena tertekan.
Gak perlu jadi sultan untuk bisa nyumbang 🇵🇸. Ada lebih uang belanja atau sengaja motong jatah belanja selama gak mengurangi gizi keluarga, boleh kok ikut donasi.
Gak perlu jadi ahli forensik untuk tau luka mereka disebabkan oleh benda ta jam, tumpul, atau pelu ru jenis apa. Share aja supaya lebih banyak orang aware separah apa luka mereka.
Gak perlu jadi psikolog atau psikiater untuk tau kondisi kejiwaan mereka, para masyarakat 🇵🇸 terutama perempuan dan anak-anak. Foto-foto sudah sangat banyak berbicara. Kita cuma butuh empati untuk terus menyuarakan keadilan.
Bahkan gak perlu jadi pejabat untuk bikin mata dunia terbuka. Banyakin share, terlibat dalam aksi, pakai atribut, sedekah dan doa. Biar aja itu tugas Ibu Retno Marsudi. Kita doain beliau senantiasa sehat dalam perjalanannya membela 🇵🇸 di forum dunia.
Karena kalau bilang, "Aku mah apa atuh? Bantuin juga gak akan ngefek."
Dan yang bilang gitu 1 juta orang.
Kebayang gak ...
Gak bakalan ada netyjen force yang bikin sirewel depresi.
Gak bakalan ada long march di seluruh dunia.
Gak bakalan ada ribuan orang yang jadi tertarik mempelajari Qur'an.
Gak bakalan perusahaan sirewel tumbang satu-persatu.
Gak bakalan tersebar kisah para pejuang Mas Ha dan para lulusan sanlatnya macem Nenek, Maya, Itay dan Mba berambut ombak yang cantiknya bikin iri (saya ini sih).
Ayo bersuara! Apapun peran kita. Sebagai apapun status kita. Sekecil apapun yang bisa kita persembahkan. Karena ini akan menjadi pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak, "Di mana kamu saat 🇵🇸 terluka?"
Abaikan mereka yang melemahkan. Gausah dibalas. Tetap tunjukkan sikap baik, kaya Mas Ha, udah difitnah macem-macem tapi muncul dengan performa dan akhlak terbaik rahmatan lil 'alamin.
Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷
Comments
Post a Comment