Skip to main content

There's No Health Without Mental Health


 PRE-0RDER SERI BUKU ANAK SEHAT MENTAL: TENANG 🐝

Buku anak PERTAMA yang mengusung tema SEHAT MENTAL sekaligus pengelolaan emosi secara ISLAMI.

πŸ”…πŸ”†πŸ”…

Menjadi tenang adalah suatu keterampilan yang PENTING dan PERLU dimiliki semua orang. Baik anak maupun dewasa.

Kita mungkin jarang menyadari bahwa 90% hidup itu ditentukan dari bagaimana kita bersikap dan bereaksi dengan keadaan dan kejadian yang ada di sekeliling kita.

Ketenangan adalah salah satu ciri Muslim dan juga karakteristik mereka yang sehat mental.

Apakah kita salah satunya❓

Bagaimana mengajarkan pada anak❓

Yuk, baca buku ini bersama si Kecil❗

Dengan buku ini, anak akan belajar:

πŸ”ΉTauhid. Konsep kecerdasan emosional seperti yang Islam ajarkan

πŸ”ΉMengenal dan memvalidasi emosi

πŸ”ΉKeterampilan meregulasi emosi

πŸ”ΉMengenal dirinya

πŸ”ΉMemperkuat bonding dengan orang tua

APA ISTIMEWANYA PRODUK INI?

πŸ”ΈDitulis oleh praktisi psikologi

πŸ”ΈDalil Al-Qur'an 

πŸ”ΈDilengkapi dengan contoh situasi keseharian yang relatable dengan dunia anak

πŸ”ΈNarasi mudah dipahami

πŸ”ΈIlustrasi menarik dan full color

πŸ”ΈMaterial buku kokoh

πŸ”ΈUjung rounded sehingga aman untuk anak

πŸ”ΈRekomendasi usia 3+ dengan pendampingan, tetapi boleh dibacakan untuk anak usia di bawah itu

Jangan lewatkan harga istimewa selama Pre-Order❗

☎️ Wa.me/628179279177


Rekomendasi usia 3+

πŸ’°HAR-GAπŸ’°

P-O Rp59.000

NORMAL Rp69.000

πŸ–️SPESIFIKASIπŸ–️

 πŸŒ»Board book ivory laminasi glossy

🌻Ukuran 17x17 cm

🌻Tebal 22 hlm

🌻Full color

🌻Rounded corner

⚖️Berat: ±233gr


TIMELINE P-O 

πŸ›’ PREORDER s.d 11 DESEMBER 2023

🚚 KEMAS KIRIM INSYAALLAH MULAI: 12 FEBRUARI 2024

☎️ Wa.me/628179279177

πŸ”…πŸ”†πŸ”…


#tenangbysilmyrisman

#seribukuanaksehatmentaltenang

#seribukuanaksehatmental

#bukurumahkeluargarisman

#mentalhealth #kesehatanmental #kesehatanmentalindonesia

Comments

Popular posts from this blog

Remagogi

Setelah ikut segala kuliah mulai dari Psy Perkembangan dan Pendidikan Islami (dg Brothering sbg salah satu materinya), Seminar dan Coaching #InspirePsychology sampai #Remagogi ... Saya melihat ke samping, anak sulung saya di jelang usia balighnya. Sudah Aqil? Belum rasanya, tapi insya Allah tak terlalu jauh. Kadang dia childish, tapi adakalanya pemikirannya out of the box masya Allah. Pilihan sikap yang diambil saat menghadapi masalah tanpa kehadiran saya di sampingnya, beberapa kali bikin saya salut. Sesuatu yang bahkan nggak terpikir oleh saya sebagai ibunya. Salah satunya adalah ketika dia dan temannya nyasar saat lagi sepedahan. Siang bolong, gak bawa uang, haus banget. Temennya berulangkali istirahat dan bilang capek tapi gak tau harus gimana. Si sulung datang ke satu warung, mencoba minta minum. Nggak dikasih, karena tampang dan bajunya nggak macam seseorang yang perlu dikasih sedekah kata pemilik warung. Sejenak dia diam. Lalu memutuskan ke masjid. "Ngapain lu?

Berhenti Menyalahkan Gen-Z, Lakukan Perbaikan

Viral video yang menyatakan para pengusaha ogah, bahkan trauma menerima #GenZ bekerja di perusahaannya. Alasannya, Gen-Z ini generasi yang attitude-nya negatif : 1. Lebay 2. Tidak Realistis baik dalam bekerja maupun menetapkan dan mencapai target 3. Tidak mau disalahkan 4. Merasa jadi semacam 'pusat dunia', kalau ada masalah orang lain yang salah/toxic  5. Mudah putus asa, daya juang rendah Really? Pertama-tama mari samakan persepsi. Berdasarkan data BPS, Gen-Z adalah generasi yang lahir sekitar 1997-2012. Sumber lain ada yg menyatakan lbh awal 1 tahun. Tapi ya udahlah anggap aja pertengahan era 90an sampai akhir 2010. Lahir di era pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat mereka memiliki karakteristik unik, seperti keterampilan digital yang kuat, kreativitas, serta keinginan untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada masyarakat. Keren kan? Tapi bagai dua sisi mata uang, kelebihan selalu disertai dengan kekurangan. Karena tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, yang ap

Resesi

  Kemarin saya silaturahim ke kantor salah satu mitra developer Khadeeja Property di Depok. Berdua aja sama anak gadis, saya putuskan naik KRL dan ojek. Turun di Stasiun Pondok Cina. Rasanya baru kali ini deh saya turun di situ. Beberapa kali ke Depok, kalau nggak Stasiun Depok Baru, Depok Lama ya UI.  Orang yang terbiasa stay di sekitaran stasiun pasti jeli ngeliat kalo tatapan saya waspada bangetvliat kanan-kiri, khas orang baru. Kayanya seperti inilah tatapan seorang driver ojol yang mangkal di dekat stasiun. Saat saya jalan ke pangkalan ojol, karena seperti biasa nggak boleh naik tepat di stasiunnya, seorang driver berseragam hijau menghampiri. "Ummi, sudah dapat ojek?" Sopan ia bertanya. "Belum, baru mau pesan." "Sama saya aja ya, Ummi?" "Oh boleh, bisa langsung di-pick di aplikasi ya?" "Enggak Ummi, gak usah pake aplikasi. Coba klik di situ aja alamatnya, nanti ngikut situ ongkosnya." Alarm saya mulai bunyi, be careful, gak ada bu