Pernah nggak sih kalian, terutama para ibu rumahtangga, merasa kalau pekerjaan domestik tuh nggak ada ujungnya? Selesai masak sarapan, cuci perabot, lanjut nganter sekolah. Pulang ke rumah udah tersedia tumpukan baju kotor. Cuci, jemur lalu belanja. Masak makan siang, beberes rumah, ambil jemuran, lipat. Eh udah jam pulang sekolah. Seterusnya sampai malam tiba, untuk menyambut hal yang sama esok harinya. Sebetulnya nggak cuma ibu rumahtangga sih, karena profesi lain juga sama aja. Mungkin yang membedakan karena ibu rumahtangga ini nggak kemana-mana, hasilnya nggak 'bertahan lama' dan umumnya nggak mengenal gaji (padahal mestinya ya dapet, tapi gak usah dibahas di sini, kepanjangan). Jadi bagi sebagian orang terasa lebih lelah dan membosankan. Lalu lelah datang, lack of grateful and happiness. Membandingkan diri dengan orang lain yang kayanya lebih beruntung, trus ngambek. Udah kaya lingkaran se-tan. Been there done that. Saya mengalami itu pas memutuskan gak pake ART lagi setel