Dulu saya percaya The Power of Dreams. Saat kita sungguh-sungguh menginginkan sesuatu dan berusaha keras menggapainya dengan upaya dan doa, maka hanya soal waktu, impian itu akan kita dapatkan.
Sekarang mindset saya berubah.
The Power of Allah.
Karena sebesar apapun sebuah impian, meski diiringi dengan upaya dan doa yang tak pernah putus, jika Allah belum menaruh ridha atasnya, maka itu akan tetap berupa impian.
Sederhana, 'cuma' perkara Ridha.
Tapi ternyata sedahsyat itu pengaruhnya.
Perumpamaannya kaya gini, ada salah satu anak saya yang 'punya' amandel. Belum perlu dioperasi, tapi harus dijaga asupan makanannya. Maka terhadap anak yang satu ini, saya lebih bawel perkara jajannya. Saat ia ingin jajanan yang dalam catatan dokter bisa memicu amandelnya meradang, maka sekuat tenaga akan saya cegah. Ganti dengan yang lain. Meski sekuat tenaga pula ia merengek. Sekali enggak ya enggak.
Demi apa? Tentu saja kesehatannya.
Ya adakalnya dia bandel, jajan sendiri gak mengindahkan nasehat saya. Biasanya yang terjadi adalah, dia bisa batuk hebat berhari-hari. Di situ saya cuma nanya, "Jajan apa yang nggak bilang ke Bunda?"
Lalu dengan tatapan ketakutan (plus sedikit menyesal), dia mengakuinya.
Dan saya sebagaimana emak-emak Indonesia pada umumnya akan bilang, "Bunda bilang juga apaa!"
Nah serupa itu ridha Allah.
Saat Allah nggak mau mewujudkan impian kita karena di mata-Nya itu gak baik buat kita, maka Allah gak akan wujudkan. Gak ada tuh yang namanya 'Semesta bekerja memeluk mimpi-mimpi itu'.
Semesta your head! Bahkan semesta bertasbih memuji keagungan-Nya. Mereka tunduk patuh terhadap perintah Rabb-nya. Gak ada cerita matahari jenuh berada di garis orbitnya trus pindah ke sebelah bumi. Atau bulan, kala ia bertengkar dengan bumi, memilih mendampingi (jadi satelit) Uranus.
Jadi kalau besok lusa saya berdoa, "Ya Allah hamba pengen cantik dan langsing kaya Asmirandah dong."
Lalu saya diet mati-matian, perawatan wajah gi-la2an. Gak bakalan tampilan saya kaya Asmirandah, meski operasi plastik sekalipun. Ya tetep jadi Pritha Khalida. Bedanya, mungkin lebih kurus. Mungkin lho!
Karena apa? Allah tau, kalau saya bisa mencapai kebaikan optimal dengan cukup jadi diri sendiri tanpa perlu menyamai yang lain.
Tentu saja ini gak bisa jadi pembenaran kemalasan, "Ya udah gue gak usah ngapa-ngapain, daripada capek-capek tapi Allah gak ridha?"
Ya gak gitu konsepnya, Alexander!
Manusia tetap harus berupaya keras memperbaiki nasibnya, karena Allah gak akan mengubah keadaan suatu kaum kalo dia sendiri gak memiliki upaya atasnya.
Ini perkara ACC, Bro!
Kalo kita udah berupaya, Allah gakan menyia-nyiakan itu. Andai impian kita gak terwujud sesuai board-plan, maka Allah akan menggantikan dengan yang jauh lebih baik menurut-Nya. Coba, siapa yang lebih tau perkara sesuatu dibandingkan Allah? Gak ada!
Seperti pagi ini, saya bisa mengecup kening Papap dan membetulkan letak selimutnya, ini juga karena kuasa Allah semata.
Bismillah memulai sesuatu yang baru di kampung halaman. Semoga Allah senantiasa jaga agar lurus niatnya.
Salam hangat,
Pritha Khalida 🌷
Comments
Post a Comment